Rabu, 19 Maret 2008

ILMU SYUKUR


Surat dari sahabat, makasih ya, ilmuku belum sampe sejauh itu, tegar tenannnn...sip-sip-sip...


*** ILMU SYUKUR ***


Pernah aku mengatakan, ilmu syukurku justru kudapat dari seseorang yang beragama non muslim...

Aku adalah wanita biasa yang banyak orang berfikir tak punya kelebihan apa2, namun sebenarnya sejak dulu aku merasa penuh kelebihan ....Bukan bermaksud menyombongkan diri...Sejak dulu dengan segala keterbatasan aku merasa kaya, aku merasa punya segalanya...

Dilahirkan dari keluarga yg meski tak kaya namun cukup dihormati, punya keluarga yang saling menyayangi, banyak teman, diberi otak yang tak bodoh2 amat, dan meski tak cantik namun banyak juga lelaki yang menaruh hati...

Aku cukup merasa bahagia dengan hidupku, hingga aku tak pernah meminta lagi pada ALLAH,aku malu karena kurasa semua sudah Ia berikan padaku...Hingga suatu waktu, aku harus kehilangan ayahku untuk selamanya


...Hari Pertama di Rumah Sakit...

Semula aku cukup sedih, tak henti-hentinya aku menangis setiap kali aku melihat ayahku berbicara dengan suara parau yang tak kumengerti,tergelet ak tak berdaya pada ranjang rumah sakit dengan separuh badannya mati rasa. Hanya satu tangannya yang mampu bergerak menggapai-gapaiku seperti ingin memelukku, namun tak sampai. Aku mencoba mendekatkan wajahku agar aku bisa mendengar apa yang Beliau ucapkan. Namun aku tetap tak mampu mengerti karena syaraf lidahnya sudah rusak. Sepertinya aku tau apa yang ingin dikatakannya, "Nin (Nina nama panggilan kecilku), kok g kuliah katanya hari ini ada ujian ?"... tak sanggup lagi aku bendung air mataku, hingga aku berlari keluar ruangan, karna aku tak mau terlihat menangis didepan beliau.


Hari kedua...

Hari ini Ayahku dirujuk kerumah sakit yang agak besar, disinilah aku berkenalan dengan keluarga non muslim yang satu kamar dengan kami. Namanya Pak Edy, ia sakit sudah cukup lama dengan penyakit komplikasinya. Namun ia tak pernah menunjukkan rasa sedih,tertekan ataupun marah atas apa yang dialaminya. Bahkan masih sempatnya ia bersendau gurau dengan suster jaga. Aku cukup takjub.


Hari ketiga...

masih terlihat jelas kesedihan dimataku yang ternyata terbaca dengan mudahnya oleh sepupu dari pak Edy yang ikut jaga beliau. Kamipun berkenalan. Aku masih ingat betul namanya "Aan Andy Marino" berasal dari lampung yang biasa aku panggil andint...


Hari Keempat...

Aku tak pernah tau apa yang akan dia tunjukkan padaku, tapi kali ini aku ikut saja ketika ia mengajakku berkenalan dengan seorang ibu bernama Ibu Lastri yang ternyata juga non muslim.Ibu lastri adalah seorang ibu yang suaminya habis oprasi jantung, sedang kedua anaknya mengalami kecelakaan yang masing2 patah kaki dan satu gegar otak. Semua berada di Rumah sakit yang sama. Satu hal yang aku herankan, dari bibirnya masih tersungging senyuman, dan iapun masih tetap bersyukur dengan mengucap "Puji Tuhan Kami masih dikasihi oleh Tuhan..."Sungguh aku begitu takjub, ketika Andint jg mengatakan bahwa masih banyak yang mengalami kepahitan melebihi yang aku alami, tak seharusnya aku mengeluh karena mereka saja masih tetap bersyukur...


Hari selanjutnya....

Aku mulai mengerti apa itu Ikhlas dan syukur, aku ikhlas ketika ayahku akhirnya di ambil kembali... aku ikhlas ketika apa yang aku sayangi pergi dan tak kumiliki... karna aku yakin Allah masih sayang aku... aku masih diberi kebahagiaan yang lain... aku masih punya banyak teman yang slalu mendukung...

Tapi kali ini aku meminta banyak pada Allah,Ya ALLAH, jangan biarkan aku menjadi lupa akan syukurku...jangan biarkan hatiku menjadi kecil... jadikanlah aku wanita biasa yang punya banyak nikmat, jadikan aku wanita yang slalu ikhlas jika harus kehilangan sesuatu yang sangat berharga sekalipun dalam hidupku, karena smua yang aku miliki pasti akan diminta kembali oleh ALLAH...

"semoga airmata ketabahan itu menjelma menjadi kekuatan untuk menghadapi siksa kuburnya, fithoatillah"

====> mengenang wafatnya ayahanda dari seorang sahabat <====

Tidak ada komentar: