Jumat, 08 Februari 2008

Bongkah Batu Selamatkan dr Api Neraka


Kata yg pantas untuk menyebut lelaki itu adalah kesederhanaan, kesehariannya dipenuhi tingkah laku yg membuat aku terkesan, kesenangannya yg slalu berjalan memakai sandal jepit, kemanapun dia pergi, membuatku tercengang akan sebuah pertanyaan, kenapa bisa dia melakukan itu dan alasan apa, jawaban sederhana tapi dalam maknanya keluar dari mulut yg setiap saat bergetar menyebut nama Allah, sandal jepit selalu mengingatkan dan mengajaknya akan sentuhan aliran air suci yang menyentuh tubuh, yaitu berwudhu. MasyaAllah…semoga Allah tidak mengirimkan laknat kepada orang yang bertaqwa kepadaMu.

Hari yang panas tak pernah bersahabat bagi siapapun, siang itu dia berjalan kaki penuh semangat memenuhi panggilan pekerjaan di perusahaan yg dia idam-idamkan, hari yang menentukan dia diterima atau tidak di posisi itu, petaka datang tidak jauh dari halte bus biasa dia berdiri, dia terjatuh tersandung sebongkah batu yg cukup besar, menyita waktu yang tidak sedikit akan luka yang diderita, sesampai tujuan dengan wajah cemas dia masuk dan menanyakan jadwal interview untuk dirinya, kecewa dan kesal dia tahan setelah mendengar jawaban personalia menggugurkan dia dalam daftar calon pegawai baru di perusahaan itu hanya karena terlambat sepuluh menit.

Jam 11:25 terlihat jelas di arloji yang melingkar ditangannya, bergegas dia keluar dan pulang tanpa keluhan yg berlanjut, berjalan dan terus berjalan hingga melintasi area pertokoan yg menyediakan berbagai makanan, tiba-2 dia mengaduh kesakitan, kakinya mencium sebongkah batu besar cukup kencang, darah yg sebelumnya berhenti mengalir kembali dipaksa keluar diluka yg sama.

Setelah berhasil menyumbat luka dengan sobekan kain putih, kembali dia meneruskan perjalanan pulang. Pertigaan jalan yang dipenuhi keramaian lalu lalang kendaraan, dia sempatkan titip hati iba kepada seorang anak kecil yang mengemis dijalanan, uang yang tersisa disakunya semoga bisa mengurangi beban yang dipikul anak itu, harapannya. Dia baru sadar kalau mata kaki itu buta, lagi-2 dia tersandung sebongkah batu memaksa dia berhenti diarea masjid dekat rumahnya, “ya Allah…apa maksut semua ini, hari ini aku tersandung 3 bongkah batu ditempat yg berbeda”, batinnya.

Tersentak kaget seorang bapak tua menepuk pundaknya setelah keluar dari masjid, “anak muda…aku tau apa yang kau risau dan keluhkan hari ini, sesungguhnya 3 bongkah batu itu menyelematkanmu dari siksa api neraka, batu pertama menyeka waktumu untuk datang terlambat ke interview, jika kamu diterima akan dihadapkan kebimbangan bahwa peraturannya tidak diperbolehkan shalat jum’at karena alasan menyita banyak waktu pekerjaan, batu kedua lagi-lagi menyita waktumu, karena beberapa menit setelah kau jatuh ada sekelompok gadis yang berjalan didepanmu mengenakan pakaian yang serba terbuka, sesungguhnya aurat itu sebagai perangkap syaitan.” dia menghela nafas setelah mendengar penjelasan itu. “Batu yang ketiga membolehkan kau mempunyai rasa iba dan peduli pada seorang anak kecil, tapi setelah itu dia tak rela sehingga membuatmu terluka, karena beberapa saat yang lalu jika kau tak berhenti membersihkan luka itu, kau akan melihat kekerasan dalam RT, seorang suami memukul istri, mungkin Allah tidak ingin kau dihadapkan pada sikap emosi yang berlebihan untuk membela seorang wanita, insyaAllah puasamu paruh hari ini terselamatkan dr batal. Sesungguhnya maha suci Allah yang telah mengaturnya.”

Terdiam dan termenung akan sesungguhnya dirinya takkan berani mengeluh jika terjadi musibah pasti Sang Raja Cinta Allah SWT akan memberi hikmah dibalik itu semua, barokAllah azza wa jalla…

Tidak ada komentar: