Selasa, 12 Mei 2009

Bersepeda (misteri)


Pagi ini sangat cerah, cahaya matahari tampak lurus memotong rumah kaca kebunku, fajar tadi sempat sedikit hujan mengguyur halaman rumah, hanya sebagian yg tergenang air, tak perlu lagi aku menyiram tanaman mama sebagai tugas rutin anak kesayangannya, aku mau langsung bersepeda, mulai sekarang aku tak boleh lg manja, tak perlu merepotkan orang lain, tak perlu menunggu distasiun halte cintaku. Sejak putus ma Sutha, aku tak lagi menunggu dia datang menjemputku, seperti orang dungu dibuatnya aku dihalte, pagi-pagi buta sudah berdiri sendirian, ihhhh gak lg deh.

Yah hari ini aku semangat bersepeda ke kantor, seperti semangatku untuk segera bertemu teman sesama bersepeda dijalan nanti. Baju ganti, handuk, sabun cair, peralatan make-up, handphone, semua tertata rapi ditas kecilku. "hmmm...sdh lengkap semua...apalagi y, jgn sampe ada yg ketinggalan..." batinku. "Ups...hampir sj ketinggalan, pembaluttttt...".

"Vita sayang...hari ini kamu dianter papa ya?" teriak mama didapur.
"Bersepeda mah..." Jawabku.
Kembali dari awal aku tak mau merepotkan siapapun, meskipun niat papa tulus karena ingin menjaga anaknya sampai akhir hayatnya aku tetap kekeh BERSEPEDA ke kantor. Aku ingin bebas menggenjot, bebas berkeringat, so pasti bebas berteman dengan siapa saja dijalanan. Aku ingin bercerita hari-hari bersepeda, kejadian setiap kejadian dijalanan membuatku dewasa, itu tujuan utamaku, aku ingin merubah cupetku, aku ingin merubah kekanak-kanakanku.

Setelah pamitan dengan orang tua, aku awali berkelanaku dengan mengikat tali helm sepeda, sip...aku tancap.

Jantungku memacu cepat, keringat mengucur deras tak beraturan. Jarak yg kutempuh masih setengah jam lagi, asap mengepul diseluruh penjuru jalanan kota, jakarta telah diracuni dengan masyarakatnya sendiri, gengsi dan moral tak beradab bercampur untuk mengotori jantung mereka. Aku hanya bersikap ramah kepada siapapun yg memandangku dengan picik, mereka sangat merendahkan kaum yang terbelakang, aku sempat mencemooh pemerintah dengan munculnya program busway, namun bersamaan dengan itu showroom mobil dan motor bermunculan dimana-mana, persyaratan kredit yg ditawarkan sudah seperti beli kartu perdana gsm, sangat mudah aktifnya dengan ketik di hp langsung bisa menikmati obrolan murah, tak berhenti bicara seperti burung beo berkicau.

Apa mereka semua yg berkendara mesin tak mendengar dijauh kedalaman jantungnya berteriak minta tolong. Apa mereka tak berhenti berfikir bahwa dirinya telah menyetorkan uang kepada cukong-cukong lempoh (jawa : cacat) dengan kredit yang bunganya jauh lebih tinggi dari bunga bank, mending berhenti sejenak berfikir merasakan nikmatnya jika hidup di Belanda. Ketertiban berkendara tak sesumpek disini, bersepeda lebih banyak drpd yg berkendara mesin, hidup sehat setiap saat bisa dilakukan disana, olah raga tak perlu diluangkan pada hari libur semata.

Aku berhenti sebentar dijalan layang kalibata, setelah lewati tanjakan yang lumayan tinggi. Alhamdulillah...rasa hausku hilang sesaat, gumamku setelah meneguk air mineral. Menatap kereta api berjalan kencang dari arah pasar minggu menuju kota dari atas membuatku tertantang melihat kebawah.

Tiba tiba...
"Tolong...tolong...tolong saya...!!!" teriak seseorang dari bawah jalan layang, tepatnya dibawahku berdiri, aku melihat kakinya terperosok digubangan tanah dekat rel kereta, dia terluka parah, sepeda motornya terpental jauh darinya, pikiran kecilku menyimpulkan dia tertabrak kereta api listrik yg baru saja lewat. Aku juga melihat banyak orang dibawah, apa mereka tak ada yg berusaha menolong orang itu, kenapa mereka sebagian melanjutkan aktifitasnya, sebagian hanya melihat miris, sebagian terus-terusan membunyikan klakson mobil dan motornya karena bunyi alarm gardu kereta segera menutup kembali gerbangnya. Mengapa tidak ada yg peduli, mengapa tak ada yg ringan tangan, mengapa tak ada yg beraksi, mengapa...mengapa dan mengapa??? Aku bs berbuat banyak JIKA aku berada dibawah, knapa harus ada kata jika untuk menolong orang, knapa tidak ada kata HARUS dalam diriku, walaupun aku seorang gadis aku bisa melakukannya, mengapa semua orang dibawah itu???!!! Bingungku dlm hati, apakah ini yg disebut kehidupan di kota metropolitan, yang semua serba profesionalitas. Semua ada bagian masing-masing untuk melakukan satu hal, apa harus menunggu pak polisi dan ambulance datang menyelematkan org itu dengan opname dirmh sakit, oh...sebenarnya mereka sadar, cobaan Tuhan tidak datang sesuai rencana kita.

"Nona...tolong saya...!!!" Dia sontak memanggil nona dan menatapku.

"Aku harus turun...!!!"
"Kamu mau kemana??" tanya tiba-tiba lelaki yg aku tak tau kapan dia berada disebelahku, dia menatap begitu tajam, aku hanya bisa memandang matanya, karena mulutnya tertutup tabung filter debu dan memakai helm serupa dg helm sepedaku, aku lsg menyimpulkan dia seorang berkendara sepeda seperti diriku.

"Tak perlu kau menolongnya, ingat kau seorang gadis, dan dia seorang berkendara motor, seharusnya dia tahu kapan bisa dan tidaknya menerobos gerbang kereta" ucapnya sambil perlahan membuka penutup tabung penyaring debu dimukanya. Sekarang aku bisa lihat dengan jelas raut wajahnya, dia memang tak lebih tampan dr Sutha, namun lebih istimewa dr mantan pacarku yg brengsek itu.
"Tak ada yg menolong, namanya musibah rahasia Allah, kita harus menolongnya" umpatku.

"Coba lihat kebawah sekarang..." ajaknya.
"Dia menghilang, itu modus penipuan yg terbaru dikota ini, dia pergi bersama dengan sebagian orang yang menolongnya dengan mobil van yg parkir diujung sana, dengan alasan diantar ke rumah sakit terdekat" jari kekarnya menunjuk arah kejauhan dr lokasi kejadian.
"lalu dilain hari ditemukan bangkai korban-korban yang keluarganya tak bisa menebus orang yg menolong td dengan sejumlah uang yg mereka inginkan" penjelasannya sangat tertata.

"Aku berangkat duluan ya, selamat datang di rimba nya jalanan dan menyebarnya kriminalitas...!!!" ucapnya tergesa lalu pergi begitu saja.

"Apa benar ucapan lelaki itu???" batinku, aku pastikan lg melihat kebawah, semuanya macet namun tenang, tak seperti saat kejadian, berjalan seperti biasa, seperti sebelum kejadian.
"Uhhh...knapa aku jd mikir itu, adeuuhhhh cantik kamu bakal terlambat" gumamku seketika.


-pipowae-

Tidak ada komentar: